Muhajir Penjana Interaksi dan Toleransi Beragama Saudara Baru-Muslim-Non-Muslim (Muhajir Interactional Generator and Religious Tolerance among New Muslim-Muslim-Non-Muslim)

Abstract

Saudara Baru, Saudara Muslim dan Mualaf merupakan istilah yang sering dirujuk sebagai individu yang mulai berjinak-jinak dengan agama Islam. Realitinya, individu yang digelar sedemikian dalam konteks Malaysia merupakan antara individu yang telah lama memeluk Islam. Perkara seumpama ini mampu mempengaruhi interaksi dan integrasi dalam kalangan komuniti Saudara Kita, komuniti Muslim asal dan ahli keluarga asal bukan Muslim. Selanjutnya, ia menimbulkan isu etnik akibat ketidakfahaman berhubung isu-isu yang berlegar dalam kehidupan Saudara Kita. Sehubungan itu, istilah Muhajir dilihat lebih sesuai dengan maksud Saudara Kita dalam konteks Malaysia yang lebih menonjol sebagai penjana interaksi dan toleransi beragama dalam kalangan warga Malaysia yang beraneka etnik. Justeru, kajian ini bertujuan melihat pengalaman toleransi beragama dalam kehidupan komuniti Muhajir-Muslim-non-Muslim. Data diperolehi menggunakan kaedah kualitatif dengan tumpuan kepada kaedah temu bual ke atas dua puluh orang Muhajir di Kuala Terengganu, Terengganu, Malaysia. Hasil dapatan memperlihatkan bahawa situasi yang ditonjolkan dalam hubungan Muslim-bukan Muslim-komuniti Muhajir di negeri Terengganu telah menyerlahkan budaya toleransi dalam kepelbagaian hidup bersama. Hubungan ini diperlihatkan melalui jalinan perkenalan, pertemuan dan tinggal bersama yang membentuk hubungan persahabatan, persaudaraan dan persemendaan merentas batasan agama.  Ini menunjukkan Muhajir memainkan peranan dalam melestarikan pemupukan toleransi khususnya dalam hubungan Muslim dan bukan Muslim di Malaysia.

Kata kunci: Mualaf; penjana interaksi; toleransi beragama; hubungan Muhajir-Muslim-non-Muslim; Malaysia

Abstract

New brothers, New Muslim and Mualaf are the terms that are often referred to as individuals who began to cultivate the religion of Islam. In the Malaysian context, in reality they are individuals who had embraced Islam for many years. This situation may affect the relation and integration in the community of Saudara Kita, Muslim origin and non-Muslim family members. Furthermore, it raises the issue of ethnic misunderstanding due to the issues that linger in the life of Saudara Kita since Saudara Kita in the context of Malaysia is more prominent as a generator in religious interaction among various ethnic groups in Malaysia. This study aims to see the experience of religious tolerance among Muhajir-Muslim-non-Muslim. Data was obtained using qualitative method which focussed on interviews with twenty Muhajirin Kuala Terengganu, Terengganu, Malaysia. The results highlighted the culture of tolerance among Muslim-non-Muslim-Muhajir in the diversity of living together. This relationship is demonstrated through effective relations, meetings and living together that form friendship, brotherhood and affinity across religious boundaries. This shows Muhajir play a role in fostering tolerance especially in relations between Muslims and non-Muslims in Malaysia

Keywords: Mualaf; generator of interactions; religious tolerance; Muhajir-Muslim-non-Muslim relation; Malaysia