Pembangunan kediaman dan fragmentasi kawasan tanah paya di Indonesia: Kajian kes di Surabaya dan sekitarnya (Residential development and wetland fragmentation in Indonesia: A case study of Surabaya and its surrounding)
Abstract
Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat fragmentasi spasial akibat perkembangan petempatan pada ekosistem tanah paya. Tujuan utama kajian ini adalah: (1) mengevaluasi komposisi dan konfigurasi pemanfaatan tanah paya secara spasial berdasarkan data geospasial multi-temporal di Surabaya dan sekitarnya (2) mengevaluasi fragmentasi spasial sebagai akibat dari bentuk, struktur dan pola pemanfaatan tanah paya di Surabaya dan sekitarnya, (3) menyusun konsep model data dan model visual fragmentasi spasial tanah paya di Surabaya dan sekitarnya. Kajian ini menggunakan metod eksploratif dengan menggunakan data geospasial dari pelbagai sumber, sama ada berwujud data analog mahupun digital secara multi-temporal dan multi-resolusi. Data geospasial yang tersedia dikelompokkan kepada 4 fasa: (a) sebelum 1965, (b) antara 1965-1985, (c) antara 1985-2005 dan (d) setelah 2005. Prinsip dasar dalam penerapan metod kajian eksploratif melalui “image mining” dengan teknik “morfo-spasio-kuantitatif” untuk memahami komposisi dan konfigurasi dari pola
pertukaran pada ekosistem tanah paya. Kajian ini dilaksanakan pada ekosistem tanah paya seperti sawah dan tambak yang berada di tiga satuan bentuktanah: fluvial (F), fluvio-marin (FM) dan marin (M) dan tiga had pentadbiran yakni Gresik, Surabaya dan Sidoarjo. Dapatan kajian adalah menyatakan bahawa pertukaran tanah paya kepada petempatan di Surabaya dan sekitarnya telah mengakibatkan fragmentasi spasial. Keadaan ini menunjukkan implikasi bahawa pemanfaatan ruang seharusnya menggunakan prinsip-prinsip “design
primordial” atau “geographic design”.
Katakunci: bentuktanah, citra multi temporal, ekosistem tanah paya pesisir pantai, fragmentasi spasial,
perkembangan petempatan, rekabentuk geografi
The relationship between the way wetland is spatially fragmented and its impact on the local ecosystem is an ongoing concern. While fragmentation serves the practical and logistic need of development it breaks the contiguity that is needed to maintain the ecological equilibrium and habitats of the sensitive ecosystem that wetland is. This study describes and evaluates the spatial fragmentation of Surabaya’s wetland resulting from recent residential development, in particular, (1) the spatial composition and configuration of wetland use based on multi-temporal geospatial data, (2) the spatial fragmentation as a result of changes in the structure and pattern of wetlands use in Surabaya and its surroundings, and (3) data and visual modellings of the spatial fragmentation of wetlands. The research on wetland ecosystems pertained to three landform units i.e. fluvial (F), fluvio-marine (FM) and marine (M) in three different administrative regions i.e. Gresik, Surabaya, and Sidoarjo. The study utilised exploratory geospatial data from various analog and digital forms of multitemporal and multi-resolution. These geospatial data were grouped into four time periods: (a) before 1965, (b) between 1965-1985, (c) between1985-2005, and (d) after 2005. The basic principle in this exploratory research was data mining using the morpho-spatio-quantitative technique through detection, identification, and measurement of the dynamics of the land use involved as the basis for composition and configuration analyses of the conversion.
Keywords: coastal wetland ecosystem, geografic design, landform, multi-temporal images, settlement development, spatial fragmentation
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.